- Latar Belakang Terbentuknya Batik Betawi Teroggong
Batik Betawi Teroggong berdiri pada tanggal 5 September
2012, Teroggong diambil dari nama suatu kampong di wilayah Kelurahan Cilandak
Barat, Jakarta Selatan yang sampai saat ini masih dihuni oleh mayoritas Masyarakat
Betawi. Batik Betawi Teroggong didirikan oleh sekelompok keluarga Betawi yang
peduli terhadap survive-nya kebudayaan Betawi di tengah-tengah Kota Jakarta.
Pada tahun 1960-an, banyak warga Teroggong yang menjadi
pekerja di industri batik, sebagian kemudian menjadi pengrajin batik. Boleh dikata,
di sekitahan tahun tersebut adalah masa keemasan Batik Betawi, yang dikenal
juga sebagai Batik Jakarta. Kemudian pada tahun 1970-an semua surut dan vakum,
termasuk sanggar batik leluhur Ibu Siti Laela. Tahun 2012 ia merintis kembali
dengan mendirikan sanggar Batik. Selain berbekal pengetahuan membatik dari
leluhurnya, ia juga menambah ilmu batiknya dengan belajar di Perajin Batik
Betawi di Kampung Kebon Kelapa, Desa Segara Jaya, Kecamatan Tarumajaya, Bekasi,
Jawa Barat. Setelah tiga bulan berguru membatik disana, Ibu Laela dan
keluarganya sepakat mengumpulkan modal untuk memproduksi Batik Betawi di Teroggong.
Di rumah keluarga Ibu Laela, yang terjepit diantara apartemen di kawasan
Teroggong, Jakarta Selatan, Batik Betawi Teroggong didirikan atas dasar
keinginan untuk menghidupkan kembali batik yang pernah ada di Jakarta. Pada tahun
1970-an kawasan kampong Teroggong masih kental dengan kebudayaan Betawi.
Pada masa itu masih cukup banyak orang yang menjadi
pengrajin Batik di Teroggong. Namun, saat ini kebudayaan Betawi di Teroggong
perlahan terkikis oleh kemajuan jaman, terlebih kawasan Kampung Teroggong kini
telah berubah jadi kawasan perumahan elit Pondok Indah. Sebagian penduduk asli
yang menyaksikan masa dimana banyak kaum ibu yang bekerja sebagai pembatik di kampong
Teroggong dan sekitarannya. Merasa tertantang untuk bangkit kembali dan hadir
bersama dengan batik-batik dari daerah lainnya mewarnai khasanah pembatik di
negeri ini.
- Makna dan Tujuan dari Batik Betawi Teroggong
Ibu Laela pendiri Batik Betawi Teroggong merasa miris dengan
kondisi bahwa sangat jarang warga Jakarta masa kini yang mengenal Batik Betawi.
Padahal batik betawi sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Sayangnya,
karena pendokumentasian yang buruk, hingga saat ini Ibu Laela belum menemui dokumentasian
tulisan atau foto ontentik yang menjelaskan keberadaan batik Betawi pada masa
lampau. Ibu Laela meyakini bahwa dokumentasi mengenai batik Betawi ada disalah
satu museum di Belanda.
Karna kecintaannya yang besar terhadap budaya Betawi, serta
niat ingin memberdayakan wanita Betawi di Kampung Teroggong. Dalam melakukan
kegiatannya pendiri dan pengrajin batik Betawi Teroggong tidak meninggalkan
makna kultural di dalam batik Betawi, seperti di batik Teroggong tetap
mempertahankan motif-motif kuno seperti motif Ondel-ondel, Motif Nusa Kelapa,
Motif Ciliwung, Motif Rasamala, Motif Salakanegara. Dikarenakan motif tersebut
sudah susah dijumpai lagi. Keberadaan motif kuno tersebut Betawi sekarang ini
hanya ditemui pada pameran atau acara besar adat Betawi.
Motif-motif itu mempunyai makna seperti Ondel-ondel
misalnya, motif ini dibuat mengangkat bentuk Ondel-ondel sebagai boneka yang
dapat menolak bala. Motif ini mengandung harapan agar pemakainya mendapat
kehidupan yang lebih baik serta jauh dari kemalangan.
Sumber: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43089/3/LATHIFA%20DINAR%20D-FISIP.pdf
Sumber: http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43089/3/LATHIFA%20DINAR%20D-FISIP.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar